Wajah atau muka
menjadi perhatian terbsar saat terjadi proses komunikasi. Komponen wajah yang
terdiri dari mata, telinga, mulut, dahi, pipi, rambut dan lain-lain merupakan
atribut diri yang masing-masing akan mampu memperteguh kekuatan diri kita pada
saat berkomunikasi. Namun sedikit yang menyadari hal itu dan bahkan mau
memikirkan komponen tersebut untuk menunjang kesuksesan dalam berinteraksi.
Ambil contoh peristiwa kegagalan pada saat interview atau melamar pekerjaan,
penilaian pelayanan kepada konsumen, upaya meng-goal-kan ide baru kepada orang
lain, negosiasi bisnis sampai pada kepiawaian membujuk sang pacar. Gagal bukan
karena pesannya tetapi gagal karena komponen mukanya.
Seringnya kita sudah
rendah diri terlebih dahulu, Misalnya tubuh tidak atletis, wajah yang kurang
tampan ataupun kurang cantik dan ketidakmampuan dalam memakai atribut lain yang
bisa meningkatkan gengsi (parfum, perhiasan, jam dan lain-lain). Padahal dalam
wajah kita itu mengandung potensi yang bisa digali, Tidak sekedar diberi
polesan kosmetik saja tetapi benar-benar memberikan kekuatan dalam mengirimkan
isyarat non-verbal yang bisa menunjang kesuksesan komunikasi. Tanpa sadar
kadangkala kita mengatakan bahwa “si Y” itu tidak tampan/cantik tetapi kok
menarik. Inilah kepiawaian mengolah wajah. Bisa hebat dari matanya, dahinya, mulutnya
ataupun kombinasi dari komponen mukanya.
Patut dicatat
bahwa cara menilai dan memandang wajah kita sendiri akan menentukan segala yang
kita katakan. Oleh karenanya, kenalilah kekuatan dan kelemahan di wajah anda.
Cobalah berkomunikasi sebagaimana anda bercermin, agar apa yang anda inginkan
bisa menjadi kenyataan. Bagaimana sebaiknya raut muka anda agar bisa dinilai mampu,
ceria, jujur, sungguh-sungguh ataupun penuh dengan keikhlasan. Semua itu, tentu
saja disesuaikan dengan peran yang sedang Anda mainkan.
Dalam dunia kerja
maka keberhasilan komunikasi dalam melakukan proses kerja sangat ditentukan
juga oleh kemampuan anda mengolah muka Anda saat berkomunikasi dengan orang
lain. Situasi akan sulit dikelola pada saat yang anda hadapi justru bertolak
belakang dengan yang Anda inginkan. Saat emosi yang lebih dominan muncul maka
saat itu pulalah kendali terhadap muka menjadi terkontrol. Oleh karena itu,
latihan dan perhatian yang penuh dalam mengelola raut muka menjadi penting bagi
siapapun dan dalam jabatan apapun agar tidak
tergelincir dalam kegagalan komunikasi. Namun mengelola wajah
bukanlah sekedar akting, tetapi menjadi cerminan diri anda yang educated. Mari berlatih
bersama-sama dengan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar